Jika Salah Satu Telinga Tidak Bisa Mendengar Setelah Dibersihkan Dengan Cotton bud Apa Solusi Nya ??
Dunia-q.com - Salah satu alat indra yang sangat penting pada tubuh manusia adalah telinga, yah telinga merupakan salah satu indera yang sangat penting. Dengan telinga kita bisa mendengarkan bermacam-macam suara, walaupun tidak semua suara dapat kita dengar. Telinga kita (manusia) hanya mampu mendengarkan suara yang berfrekuensi antara 20 – 20.000 Hertz (audiosonik). Lebih atau kurang dari itu tidak bisa kita dengar (infrasinik dan ultrasonik). Karena telinga merupakan anugerah tuhan yang sangat berharga, sudah sepantasnyalah kita menjaganya agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Ada beberapa cara menjaga kesehatan telinga adalah tidak mendengarkan suara yang terlalu keras, karena ini dapat merusak gendang telinga kita. Gendang telinga adalah selaput tipis yang memisahkan bagian luar telinga dan bagian tengah telinga. Gendang telinga atau yang disebut juga membran timpani, akan bergetar ketika terkena gelombang suara. Getaran tersebut kemudian dikirim ke telinga bagian tengah dan dalam untuk kemudian diteruskan ke otak. Gendang telinga juga berfungsi melindungi telinga bagian tengah dari bakteri, cairan, atau benda asing yang hendak masuk.
![]() |
Karena sangat tipis, bagian telinga yang satu ini sering kali mengalami kerusakan, seperti robek atau pecah. Penyebabnya bisa berbagai macam. Bisa karena infeksi, cidera, atau perubahan tekanan. Untuk kerusakan karena cidera bisa terjadi karena kita tidak hati-hati saat membersihkan telinga dengan cotton buds, atau karena benda kecil yang masuk ke dalam telinga.
Seperti yang dialami oleh sebut saja Bunga (sengaja tidak saya sebutkan namanya) Bunga mengalami gangguan pendengaran pada telinga sebelah kiri setelah membersihkannya dengan cutton bud. dia menanyakan hal ini pada kolom Tanya Dokter di alodokter.com.
"dok telinga sebealah kiri saya tidak bisa mendengar... pada saat bisa mendeangar telinga saya itu saya bersikan dengan katenbat dan banyak kotoran yang keluar setelah saya bersikan agak dalam sedikit itu gak bisa dengar setelah itu saya diam kan dan agak sediit bisa denagr dan saya buat renang malah gakbisa denagr apa apa itu kenapadok? solusinya bagaimana(telinga sebelah kiri)"
Dokter Yan William, seorang dokter lulusan fakultas kedokteran universitas Trisakti yang saat ini bekerja di puskesmas dan berpraktek mandiri di Jakarta serta aktif juga bersama alodokter.com sebagai interactive medical advisor menjawab pertanyaan tersebut;

Gangguan pendengaran mendadak setelah membersihkan telinga dengan cotton bud dikarenakan banyaknya kotoran telinga kemungkinan disebabkan oleh sumbatan telinga akibat kotoran telinga tersebut. Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga karena justru dapat menyebabkan kotoran telinga terdorong semakin ke dalam dan menyumbat sehingga mengganggu pendengaran. Kemungkinan lain penyebab gangguan pendengaran adalah:
- Kerusakan gendang telinga misal akibat tertusuk saat membersihkan telinga, infeksi.
- Gangguan tekanan di dalam telinga.
- Gangguan persarafan telinga.
- Efek samping obat-obatan tertentu. dan sebagainya...
Sangat sulit untuk menentukan penyebabnya tanpa melakukan pemeriksaan langsung. Sebaiknya hindari memasukkan air dengan sengaja ke dalam telinga untuk meredakan gangguan pendengaran karena hal tersebut justru akan menimbulkan risiko infeksi. Periksakan langsung pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat karena penanganan harus berdasarkan penyebabnya. Yang perlu diwaspadai terutama bila disertai gejala berikut:
- Nyeri pada telinga.
- Keluar cairan dari telinga.
- Gangguan pendengaran adalah salah satu gangguan kesehatan yang umumnya disebabkan oleh faktor usia atau karena sering terpapar suara yang nyaring/keras. Pendengaran bisa dikatakan terganggu jika sinyal suara gagal mencapai otak.
Biasanya gangguan pendengaran berkembang secara bertahap, tapi hilangnya pendengaran bisa muncul tiba-tiba. Suara-suara yang memiliki tingkat kebisingan hingga 79 desibel masih bisa dikategorikan aman bagi telinga manusia.
Menurut penelitian WHO, sampai tahun 2015, sekitar 360 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan pendengaran. Sementara, ada sekitar 1,1 miliar orang di dunia berisiko menderita gangguan pendengaran akibat cara penggunaan alat pemutar musik yang membahayakan pendengaran.
Gejala Gangguan Pendengaran
Beberapa tanda dan gejala awal gangguan pendengaran adalah:
- Meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.
- Selalu kelelahan atau stres, karena harus berkonsentrasi saat mendengarkan.
- Menarik diri dari pembicaraan.
- Kesulitan mendengar dering telepon atau bel pintu.
- Menghindari beberapa situasi sosial.
- Kesulitan mendengarkan perkataan orang lain secara jelas, khususnya ketika berdiskusi dengan banyak orang atau dalam keramaian.
- Kesulitan mendengarkan konsonan
- Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara lebih keras dari orang lain.
- Kesulitan menentukan arah sumber suara.
Berikut Gejala-gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Beberapa gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak adalah:
- Tidak kaget saat mendengar suara nyaring.
- Untuk bayi di bawah 4 bulan, tidak menoleh ke arah sumber suara.
- Tidak bisa menyebutkan satu kata pun saat berusia satu tahun.
- Menyadari kehadiran seseorang ketika ia melihatnya, namun acuh saat dipanggil namanya.
- Lambat saat belajar bicara atau tidak jelas ketika berbicara.
- Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya.
- Sering berbicara dengan lantang atau menyetel volume TV keras-keras.
- Memperhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan, karena ia tidak mendengar sesuatu yang diinstruksikan.
Segeralah berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.
Penyebab Gangguan Pendengaran
Dua penyebab utama dari gangguan pendengaran adalah faktor usia dan suara nyaring. Kebanyakan orang mulai sedikit terganggu pendengarannya ketika memasuki usia 40 tahun. Gangguan pendengaran akibat usia juga dikenal dengan nama presbikusis.
Sedangkan paparan suara nyaring berkali-kali mampu merusak indera pendengaran. Suara nyaring seperti suara ledakan bisa membuat gangguan pendengaran muncul tiba-tiba, biasanya kondisi ini dikenal dengan istilah trauma akustik.
Jika dibedakan dari bagian telinga yang terganggu, ada dua jenis gangguan pendengaran yaitu gangguan pendengaran sensorineural dan gangguan pendengaran konduktif.
Gangguan pendengaran sensorineural disebabkan oleh kerusakan sel rambut sensitif yang ada di telinga bagian dalam atau rusaknya saraf pendengaran. Beberapa penyebab gangguan pendengaran sensorineural adalah:
Penyebab Gangguan Pendengaran
Dua penyebab utama dari gangguan pendengaran adalah faktor usia dan suara nyaring. Kebanyakan orang mulai sedikit terganggu pendengarannya ketika memasuki usia 40 tahun. Gangguan pendengaran akibat usia juga dikenal dengan nama presbikusis.
Sedangkan paparan suara nyaring berkali-kali mampu merusak indera pendengaran. Suara nyaring seperti suara ledakan bisa membuat gangguan pendengaran muncul tiba-tiba, biasanya kondisi ini dikenal dengan istilah trauma akustik.
Jika dibedakan dari bagian telinga yang terganggu, ada dua jenis gangguan pendengaran yaitu gangguan pendengaran sensorineural dan gangguan pendengaran konduktif.
Gangguan pendengaran sensorineural disebabkan oleh kerusakan sel rambut sensitif yang ada di telinga bagian dalam atau rusaknya saraf pendengaran. Beberapa penyebab gangguan pendengaran sensorineural adalah:
- Mengidap penyakit meniere, neuroma akustik, meningitis, ensefalitis, atau sklerosis multipel.
- Faktor keturunan.
- Cedera kepala.
- Serangan stroke.
- Kondisi autoimunitas.
- Kelainan telinga.
- Kemoterapi.
- Obat-obatan antibiotik tertentu.
- Radioterapi untuk kanker hidung.
- Infeksi virus di telinga bagian dalam atau di saraf pendengaran.
Sedangkan gangguan pendengaran konduktif biasanya terjadi saat gelombang suara tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam. Berikut ini adalah penyebab gangguan pendengaran konduktif:
- Gendang telinga pecah atau berlubang.
- Otosklerosis.
- Kolesteatoma.
- Pembengkakan dinding atau disfungsi pada saluran atau tuba eustachius.
- Rusaknya tulang pendengaran akibat trauma.
- Kelainan telinga.
- Masuknya benda asing ke dalam telinga.
Diagnosis Gangguan Pendengaran
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa telinga untuk mencari penyebab gangguan, seperti kotoran telinga, infeksi, atau rusaknya gendang telinga.
- Uji garpu tala. Selain bisa mendeteksi gangguan pendengaran, uji garpu tala juga bisa menentukan telinga bagian mana yang rusak.
- Uji audiometri nada murni. Pada uji ini, sebuah mesin akan memroduksi suara dengan beragam volume dan frekuensi yang akan didengarkan oleh penderita melalui headphone.
Dari beberapa pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui derajat ketulian yang dialami penderita. Ada empat tingkatan derajat ketulian yaitu:
- Tuli ringan. Biasanya penderita kesulitan menyimak seseorang berbicara, khususnya di lingkungan yang berisik.
- Tuli sedang. Penderita kesulitan menyimak seseorang berbicara tanpa menggunakan alat bantu pendengaran.
- Tuli berat. Umumnya penderita tuli berat perlu membaca bibir atau bahasa isyarat untuk mengerti pembicaraan seseorang, bahkan saat ia menggunakan alat bantu dengar.
- Tuli berat sekali. Penderita tuli berat sekali harus dapat berkomunikasi dengan membaca bibir dan bahasa isyarat.
Pengobatan Gangguan Pendengaran
Cara pengobatan bergantung dari penyebab serta tingkat keparahan gangguan pendengaran. Namun, biasanya penderita gangguan pendengaran ditangani dengan beberapa tindakan dan alat bantu berikut:
- Implan koklea, adalah alat bantu mendengar yang ditanam di bawah kulit di belakang telinga penderita.
- Membersihkan kotoran yang menyumbat telinga.
- Auditory Brainstem Implant. Alat bantu pendengaran yang mengubah suara yang ditangkapnya menjadi sinyal elektrik dan menghantarkannya ke otak penderita.
- Alat bantu dengar, bisa menolong penderita dengan membuat suara menjadi lebih kuat dan mudah didengar penderita.
- Pembedahan. Langkah ini mungkin akan dilakukan jika penderita mengalami cedera telinga atau infeksi kambuhan.
- Mempelajari bahasa isyarat dan membaca bibir. Penderita gangguan pendengaran berat akan dianjurkan untuk belajar memahami bahasa isyarat dan membaca bibir untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain.
Pencegahan Gangguan Pendengaran
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan pendengaran yaitu:
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan pendengaran yaitu:
- Jangan memasukkan benda ke dalam telinga anak-anak termasuk jari, korek kuping (cotton bud), kapas, dan tisu.
- Menguji indera pendengaran secara berkala jika sering terpapar suara nyaring saat bekerja.
- Menghindari kegiatan yang berisiko mencederai indera pendengaran seperti berburu dengan senapan, mendengarkan musik
- Lindungi telinga saat berada di lingkungan yang berisik.
- Gunakan headphone yang bisa menahan masuknya suara luar, sehingga volume tidak perlu terlalu besar.
- Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi telinga atau penyakit meniere (telinga berdenging) agar penyakit ini tidak berkembang menjadi kehilangan pendengaran
Semoga Bermanfaat Buat Pembaca ..
Itulah jawaban dari Dokter William.. Hal yang perlu selalu kita ingat adalah mencegah lebih baik daripada mengobati... sebelum mengalami gangguan pada pendengaran kita, alangkah baiknya kita menjaga, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak telinga kita. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, jika ada gangguan pada pendengaran kita, segeralah untuk berkonsultasi ke dokter THT jangn sembarangan juga berkonsultasi ke dokter yang bukan ahli dibidang nya.
Sumber: alodokter.com
Itulah jawaban dari Dokter William.. Hal yang perlu selalu kita ingat adalah mencegah lebih baik daripada mengobati... sebelum mengalami gangguan pada pendengaran kita, alangkah baiknya kita menjaga, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak telinga kita. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, jika ada gangguan pada pendengaran kita, segeralah untuk berkonsultasi ke dokter THT jangn sembarangan juga berkonsultasi ke dokter yang bukan ahli dibidang nya.
Sumber: alodokter.com